Perkolasi adalah salah satu metode ekstraksi yang umum digunakan. Istilah perkolasi berasal dari bahasa latin yaitu per yang berarti melalui dan colare yang berarti merembes. Secara umum dapat dinyatakan sebagai proses di mana simplisia yang sudah halus diekstraksi dalam pelarut yang cocok dengan cara melewatkan perlahan-perlahan serbuk simplisia dalam suatu kolom. Perkolasi dilakukan dalam wadah silindris atau kerucut (perkolator), yang memiliki jalan masuk dan keluar yang sesuai. Bahan ekstraksi yang dimasukkan secara kontinyu dari atas mengalir lambat melintasi serbuk simplisia. Hasil ekstraksi berupa bahan aktif yang tinggi. dengan demikian keuntungan perkolasi adalah pemanfaatan simplisia secara optimal serta memerlukan waktu yang singkat. Sebagai cairan pengekstraksi, air atau etanol ;ebih disukai penggunaannya (Ansel, 1989; Voight, 1994).
Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain : gaya berat, kekentalan, daya larut, teganga permukaan, difusi, osmosa, adhesi, daya kapiler, dan daya geseran. Alat untuk melakukan perkolasi namanya adalah percolator, yaitu suatu tabung terbalik, di bagian bawah dipasang kran dan di bagian atas diletakkan wadah berisi cadangan penyari. Bagian tengah percolator diletakkan serbuk simplisia yang akan diekstraksi, direndam dalam cairan penyari yang dipilih selama beberapa saat, setelah itu kran dibuka sedikit, sehingga cairan penyari akan menetes ke bawah. Dengan cara ini maka fenomena jenuh seperti halnya yang terjadi pada metode maserasi tidak terjadi dan selama terjadi aliran maka perbedaan konsentrasi antara zat aktif di dalam dan di luar sel akan selalu terjaga. Sehingga proses ekstraksinya akan berjalan dengan lebih sempurna (Voight, 1994).
Dalam proses perkolasi biasa, perkolat yang dihasilkan tidak dalam kadar yang maksimal. Selama cairan enyari melakukan penyarian serbuk simplisia, maka terjadi aliran melalui lapisan serbuk dari atas sampai ke bawah disertai pelarutan zat aktifnya. Proses penyaringan tersebut akan menghaslkan perkolat yang pekat pada tetesan pertamadan terakhir akan diperoleh perkolat yang encer. Untuk memperbaiki cara perkolasi tersebut dilakukan perkolasi bertingkat. Serbuk simplisia yang hampir tersari sempurna sebelum dibuang, disari dengan cairan penyari yang baru. Hal ini diharapkan agar serbuk simplisia tersebut dapat tersari sempurna. Sebaliknya serbuk simplisia yang baru disari dengan perkolat yang hampir jenuh. Perkolat dipisahkan dan dipekatkan. Cara ini cocok bila digunakanuntuk perusahaan obat tradisional. Agar diperoleh cara yang tepat perlu dilakukan percobaan pendahulua. Dengan percobaan tersebut dapat ditetapkan :
- Jumlah percolator yang dibutuhkan
- Bobot serbuk simplisia untuk tiap kali perkolasi
- Jenis cairan penyari
- Jumlah cairan penyari untuk tiap kali perkolasi
- Besarnya tetesan.
Referensi
Ansel, H.C.. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Alih Bahasa: Farida Ibrahim. Jakarta: Universitas Indonesia
Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi Kedua Alih bahasa : Soendani Noerono. Yogyakarta: UGM Press.