Bagi rekan-rekan sejawat tentu tidak asing lagi dengan istilah ekstrak, apalagi yang fokus mempelajari mengenai tanaman herbal atau farmakognosi tentu sangat familiar dengan istilah ini. Sebenarnya apa sih ekstrak? Berikut akan kita ulas bersama.
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif atau simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dengan massa atau serbuk yang tersisa diperlukan sedemikian hungga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Anonim, 1995).
Hal yang penting dalam teknologi farmasi adalah cara mengestraksi. Jenis ekstraksi dan cairan mana yang sebaiknya digunakan sangat tergantung dari kelarutan bahan kandungan serta stabilitasnya (voight, 1994).
Atas dasar sifatnya, ekstrak dapat dikelompokkan menjadi :
- Ekstrak encer (extractum tenue) Memiliki konsistensi seperti madu dan dapat dituang.
- Ekstrak kental (Extractum spissum) dalam keadan dingin liat dan tidak dapat dituang. Kandungan airnya mencapai 30%.
- Ekstrak kering (Extractum siccum) Memiliki konsisitensi kering dan dapat digosokkan. Kandungan airnya tidak lebih dari 5%.
- Ekstrak cair (Extractum liquidum) Dalam hal ini diartikan sebagai ekstrak cair yang dibuat sedemikian rupa sehingga satu bagian simplisia sesuai dengan 2 bagian ekstrak cair (Voight, 1994).
Metode ekstraksi dipilih berdasarkan beberapa faktor seperti :
- Sifat dari bahan mentah
- Daya penyesuaian dari tiap macam metode ekstraksi
- Kepentingan dalam memperoleh ekstrak yang sempurna (Ansel, 1989)
Beberapa metode penyarian atau ekstraksi antara lain :
a. Maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia ke dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif dan zat aktif akan larut (Anonim, 1986).
b. Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Prinsip perkolasi adalah serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawah diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif dari sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh (Anonim, 1986).
c. Sokhletasi
Sokhletasi merupakan penyempurna alat ekstraksi. Uap cairan akan naik ke atas melalui pia samping, kemudian diembunkan kembali oleh pendingin tegak. Cairan turun ke labu melalui tabung berisi serbuk simplisia (Annim, 1986).
Referensi :
Anonim. 1995. Materia Medika Indonesia Jilid VI. Jakarta : Deartemen Kesehatan RI
Anonim. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Ansel, H. C.. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Diterjemahkan oleh Ibrahm, Farid, Edisi IV. Jakarta : UI Press
Voight. 1994. Buku Pembelajaran Teknologi Farmasi Edisi 5. Diterjemahkan Noeono, Soendani . Yogyakarta : UGM Press.
No comments:
Post a Comment