Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) merupakan tumbuhan yang tumbuh di tempat
terbuka sampai ketinggian 1000 m di atas permukaan laut seperti di daerah
pegunungan yang berbatu tetapi tidak terlalu dingin. Tingginya 5-10 m.
Batangnya berkayu, bulat dan berwarna hijau kecoklatan (Hariana, 2006).
Klasifikasi tanaman Secang adalah sebagai
berikut (Tjitrosoepomo, 1994):
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub
divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Familia : Caesalpiniaceae
Genus : Caesalpinia
Spesies : Caesalpinia sappan L.
Di daerah tropis pada umumnya, kayu secang biasa
dipergunakan sebagai pewarna makanan, kosmetika, cat dan memiliki potensi
aktivitas farmakologi. Kayu secang
memiliki beberapa aktivitas farmakologi diantaranya sebagai agen sitotoksik dan
antitumor, antimikroba, antivirus, antiinflamasi, aktivitas hipoglikemik,
hepatoprotektif dan aktivitas lainnya (Badami et al, 2004).
Kandungan kimia
yang terdapat pada kayu secang brazilin,
brazilein, sappanchalcone, caesalpin J, caesalpin P, protosappanin A,
protosappanin B, homoisoflavonoid β-sitosterol, monohidroksibrazilin, benzil
dihidrobenzofuran. Selain itu juga mengandung sappanol, episappanol,
3-deoksisappanol, 3-0-metilsappanol, 3-0- metilepisappanol, 3-0-metilbrazilin,
4-0-metilepisappanol, sappanon β, 3- deoksisappanon β, dibenzoksosin,
10-0-metilsappanion β, dll (Pawar et al., 2008). Hasil uji
fitokimia menunjukkan bahwa kayu secang juga mengandung senyawa kimia dari
kelompok alkaloid, flavonoid dan saponin. Senyawa brasilin/brasilein dan
flavonoid dapat berperan sebagai antioksidan (Sufiana dan Harfia, 2014).
Menurut
Indriani (2003), kayu secang dapat digunakan sebagai pewarna alami karena
mengandung brazilin berwarna merah yang bersifat mudah larut dalam air panas,
mudah larut dalam alkohol, eter serta alkali hidroksi. Dikatakan oleh Holinesti
(2009), bahwa eter dan alkohol akan menimbulkan warna kuning pucat terhadap
larutan brazilin. Sedangkan apabila terkena sinar matahari maka brazilin akan
dengan cepat membentuk warna merah. Terjadinya warna merah ini disebabkan oleh
terbentuknya brazilein (C16H12O5). Brazilin
termasuk ke dalam flavonoid sebagai isoflvonoid.
Daftar Pustaka
Badami
S., Moorkoth S., Suresh B, 2004, Caesalpinia sappan a medicinal and dye
yielding plant, Nat Product radiance,
3 (2): 75-82.
Indriani, H., 2003, Stabilitas Pigmen Alami Kayu Secang (Caesalpinia sappan Linn) dalam Model
Minuman Ringan, Skripsi, Institut
Pertanian, Bogor.
Hariana, A., 2006, Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, Niaga Swadaya, Depok.
Tjitrosoepomo, G., 1994, Taksonomi Tumbuhan,
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment