Powered By Blogger

Tuesday, February 9, 2016

Prinsip-Prinsip Maserasi

Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama 3 hari dalam temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalm sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dpisahkan dan filtratnya dipekatkan (Anonim, 1986).
Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana.Sedang kerugiannya antara lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur kras seperti benzoin dan tiraks.
Metode Maserasi dapat dilakukan dengan modifikasi sebagai berikut :
 1. Maserasi Melingkar
     Maserasi dapat dimodifikasi dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu bergerak dan menyebar. Dengan cara ini selalu mengalir kembali secara berkesinambungan melalui serbuk simplisia dan melarutkan zat aktifnya.
2. Maserasi Digesti
    Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan rendah antara 40-50 derajat Celcius. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan. Dengan pemanasan diperoleh keuntungan sebagai berikut :
    a. Kekentalan pelarut berkurang, yang dapat mengakibatkan berkurangnya lapisan-lapisan batas.
    b. Daya melarutkan cairan penyari akan meningkat, sehingga pemanasan tersebut mempunyai pengaruh yang sama dengan pengadukan.
    c. Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu absolute dan berbanding terbalik dengan kekentalan, sehingga kenaikan suhu akan berpengaruh pada kecepatan difusi. Umumnya kelarutan zat aktif akan meningkat bila suhu dinaikkan.
    d. Jika cairan penyari mudah menguap pada suhu yang digunakan, maka perlu dilengkapi dengan pendingin balik, sehingga cairan penyari akan kembali ke dalam bejana.
3. Maserasi Melingkar Bertingkat
    Pada maserasi melingkar, penyarian tidak dapat dilaksanakan secara sempurna karena pemindahan massa akan berhent apabila keseimbangan telah terjadi, masalah ini dapat diatasi dengan maserasi melingkar bertingkat yang akan didapatkan :
     a. Serbuk simplisia mengalami proses penyarian beberapa kali, sesuai dengan bejana penampung.
     b. Serbuk simplisia sebelum dikeluarkan dari bejana penyari, dilakukan penyarian dengan cairan penyari baru.
4. Remaserasi
    Seluruh serbuk simplisia dimaserasi dengan cairan penyari pertma, sesudah diendapkan dan diperas, mpas dimaserasi lag dengan cairan penyari.
5. Modifikasi dengan mesin pengaduk
    Penggunaan mesin pengaduk yang berputar terus menerus, waktu maserasi dapat dipersingkat menjadi 6-24 jam (Sudjadi, 1986).

Pemilihan cairan penyari harus memperhatikan beberapa faktor. Cairan penyari yang baik harus memenuhi kriteria antara lain :
  • Mudah diperoleh
  • Stabil secara fisika dan kimia
  • Bereaksi netral
  • Tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar
  • Selektif
  • Tidak mempengaruhi zat yang berkhasiat (Anonim, 1986)       

Referensi
Anonim. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta : DepKes RI
Sudjadi, Drs. 1986. Metode Pemisahan. Yogyakarta : UGM Press

Friday, February 5, 2016

Ekstraksi dan Cara Ekstraksi


Bagi rekan-rekan sejawat tentu tidak asing lagi dengan istilah ekstrak, apalagi yang fokus mempelajari mengenai tanaman herbal atau farmakognosi tentu sangat familiar dengan istilah ini. Sebenarnya apa sih ekstrak? Berikut akan kita ulas bersama.
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif atau simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dengan massa atau serbuk yang tersisa diperlukan sedemikian hungga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Anonim, 1995).
Hal yang penting dalam teknologi farmasi adalah cara mengestraksi. Jenis ekstraksi dan cairan mana yang sebaiknya digunakan sangat tergantung dari kelarutan bahan kandungan serta stabilitasnya (voight, 1994).
Atas dasar sifatnya, ekstrak dapat dikelompokkan menjadi :
  1. Ekstrak encer (extractum tenue) Memiliki konsistensi seperti madu dan dapat dituang.
  2. Ekstrak kental (Extractum spissum) dalam keadan dingin liat dan tidak dapat dituang. Kandungan airnya mencapai 30%.
  3. Ekstrak kering (Extractum siccum) Memiliki konsisitensi kering dan dapat digosokkan. Kandungan airnya tidak lebih dari 5%.
  4. Ekstrak cair (Extractum liquidum) Dalam hal ini diartikan sebagai ekstrak cair yang dibuat sedemikian rupa sehingga satu bagian simplisia sesuai dengan 2 bagian ekstrak cair (Voight, 1994).


Metode ekstraksi dipilih berdasarkan beberapa faktor seperti :
  1. Sifat dari bahan mentah
  2. Daya penyesuaian dari tiap macam metode ekstraksi
  3. Kepentingan dalam memperoleh ekstrak yang sempurna (Ansel, 1989)
Beberapa metode penyarian atau ekstraksi antara lain :
a. Maserasi
    Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia ke dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif dan zat aktif akan larut (Anonim, 1986).
b. Perkolasi
    Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Prinsip perkolasi adalah serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawah diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif dari sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh (Anonim, 1986).
c. Sokhletasi
    Sokhletasi merupakan penyempurna alat ekstraksi. Uap cairan akan naik ke atas melalui pia samping, kemudian diembunkan kembali oleh pendingin tegak. Cairan turun ke labu melalui tabung berisi serbuk simplisia (Annim, 1986).


Referensi :
Anonim. 1995. Materia Medika Indonesia Jilid VI. Jakarta : Deartemen Kesehatan RI
Anonim. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Ansel, H. C.. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Diterjemahkan oleh Ibrahm, Farid, Edisi IV. Jakarta : UI Press
Voight. 1994. Buku Pembelajaran Teknologi Farmasi Edisi 5. Diterjemahkan Noeono, Soendani . Yogyakarta : UGM Press.

Azithromycin, Antibiotik yang digunakan untuk terapi covid

Azithromycin merupakan antibiotik golongan makrolida yang memiliki mekanisme kerja dengan mengikat subunit ribosom 50S pada mikroorganisme y...