Powered By Blogger

Thursday, July 27, 2017

Cari Tahu Mengenai Diabetes, si pembunuh senyap


Penyakit Diabetes Mellitus (DM) atau penyakit kencing manis atau kondang dengan nama penyakit gula adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh atau ketidakmampuan tubuh mengubah glukosa menjadi glikogen.
Jenis-Jenis Diabetes
Diabetes yang timbul akibat kekurangan insulin disebut DM tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Sedang diabetes karena insulin tidak berfungsi dengan baik disebut DM tipe 2 atau Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).
Insulin adalah hormon yang diproduksi sel beta di pankreas, sebuah kelenjar yang terletak di belakang lambung, yang berfungsi mengatur metabolisme glukosa menjadi energi serta mengubah kelebihan glukosa menjadi glikogen yang disimpan di dalam hati dan otot.
Tidak keluarnya insulin dari kelenjar pankreas penderita DM tipe 1 bisa disebabkan oleh reaksi autoimun berupa serangan antibodi terhadap sel beta pankreas.
Pada penderita DM tipe 2, insulin yang ada tidak bekerja dengan baik karena reseptor insulin pada sel berkurang atau berubah struktur sehingga hanya sedikit glukosa yang berhasil masuk sel.
Akibatnya, sel mengalami kekurangan glukosa, di sisi lain glukosa menumpuk dalam darah. Kondisi ini dalam jangka panjang akan merusak pembuluh darah dan menimbulkan berbagai komplikasi. Bagi penderita Diabetes Melitus yang sudah bertahun-tahun minum obat modern seringkali mengalami efek yang negatif untuk organ tubuh lain.
Gejala-Gejala Diabetes
Berikut ini adalah gejala-gejala umum yang terjadi pada penyakit diabetes :
– Rasa haus
– Banyak kencing
– Berat badan turun
– Rasa lapar
– Badan lemas
– Rasa gatal
– Kesemutan
– Mata kabur
– Kulit Kering
Jika tidak cepat ditangani, dalam jangka panjang penyakit diabetes bisa menimbulkan berbagai komplikasi, seperti :
– Penglihatan kabur
– Penyakit jantung
– Penyakit ginjal
– Gangguan kulit dan syaraf
– Pembusukan
– Gairah sex menurun
Makanan Diet Diabetes
Bagi penderita penyakit diabetes sangat dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan berpengaruh baik pada kadar gula. Hal ini dikarenakan menurunnya produksi hormon insulin dari pankreas sehingga menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi. Maka dianjurkan bagi para penderita diabetes untuk memakan makanan yang mengandung karbohidrat dari whole grain, sayuran, buah-buahan dan susu rendah lemak.
Makanan diet yang dianjurkan bagi penderita diabetes, antara lain :
– Kacang polong, kacang panjang dan buncis
– Apel, aprikot dan pir
– Oats
– Roti gandum dan ubi jalar
– Susu krim dan yogurt rendah lemak
– Daging unggas dan daging merah rendah lemak
– Makarel, sarden, dan salmon
– Labu dan biji rami
– Buah dan sayur-sayuran
– Beras merah
Makanan tersebut dianggap dapat memberikan asupan zat yang sangat dibutuhkan para penderita diabetes, tanpa membahayakan kesehatan penderita tersebut. Selain jenis makanan, para penderita diabetes juga harus memperhatikan porsi makanan dan jadwal makannya. Dengan memperhatikan ketiga hal tersebut, maka dapat meminimalisir kemungkinan meningkatnya kadar gula dalam darah.
Makanan Pantangan Diabetes
Penderita diabetes juga memiliki makanan yang harus dipantang. Ini dikarenakan tingginya kadar gula dalam darah. Hal tersebut dianjurkan supaya kondisi kesehatan penderita tersebut dapat terjaga dengan baik. Berikut ini adalah makanan yang harus dijauhkan oleh penderita diabetes, yaitu :
– Nasi
– Kafein
– Kentang
– Mie dan pasta
– Roti putih
– Nangka dan durian
Jika makanan yang disebutkan diatas dihindari oleh penderita diabetes, maka hal tersebut dapat membantu mereka dalam menjaga kestabilan gula dalam darah.

Wednesday, July 12, 2017

penyebab kanker serviks



Saat ini kanker serviks tercatat sebagai pembunuh mematikan bagi wanita, tidak hanya di Indonesia tapi juga di dunia. Sebagai pembunuh mematikan kanker serviks disebabkan oleh hpv, suatu golongan virus di mana saat ini sudah tercatat lebih dari 100 jenis hpv. Virus hpv umumnya menyebar melalui hubungan seksual, di mana terjadi kontak langsung antara kulit kelamin, membran mukosa, atau pertukaran cairan tubuh dan melalui oral seks. Di antara sekian banyak jenis virus hpv ada 15 jenis yang berpotensi menyebabkan kanker serviks, dan 2 di antaranya diketahui menjadi penyebab umum kanker serviks yaitu virus hpv 16 dan 18.


Jenis HPV yang berisiko tinggi dianggap mengandung materi genetik yang bisa dipindahkan dari sel virus ke dalam sel leher rahim. Materi ini akan mulai mengganggu kinerja sel, hingga akhirnya sel-sel serviks itu berkembang biak tanpa terkendali. Proses inilah yang menyebabkan munculnya tumor dan kemudian berubah menjadi kanker. Saat ini belum ditemukan obat yang secara pasti untuk menyembuhkan kanker serviks. Virus ini sendiri bisa tetap berada di dalam tubuh dengan atau tanpa penanganan. Tapi, kebanyakan infeksi HPV menghilang tanpa penanganan khusus dalam jangka waktu sekitar dua tahun. Namun, sebagai langkah berjaga-jaga, setiap wanita disarankan untuk menerima vaksinasi HPV untuk mencegah tertularnya jenis virus yang menyebabkan kanker.

Status Prakanker – Cervical Intraepithelial Neoplasia


Kanker serviks butuh bertahun-tahun untuk tumbuh dari sel sehat ke sel prakanker dan akhirnya sel kanker. Perubahan abnormal sel-sel sebelum kanker inilah yang dikenal dengan sebutan cervical intraepithelial neoplasia (CIN) atau sel prakanker. Perubahan sel akibat infeksi HPV menjadi CIN, hingga akhirnya menjadi kanker sangat lambat. Proses ini bisa terjadi dalam kurun waktu 10-20 tahun.

CIN adalah kondisi pertumbuhan sel abnormal sebelum kanker. Kondisi ini umumnya tidak mengancam kesehatan seseorang secara langsung, tapi berpotensi berubah menjadi kanker. Walau risiko sel-sel CIN berubah menjadi kanker tergolong kecil, dokter akan memantau atau menanganinya sebagai langkah pencegahan kanker serviks. Tujuan pap smear adalah mengidentifikasi tahap ini agar CIN ditangani sebelum sepenuhnya berubah menjadi kanker.
Tingkat perubahan sel abnormal bisa dibagi menurut tingkat keparahannya, yaitu:
  • CIN 1 - Kondisi ini terjadi saat perubahan pada sel-sel leher rahim masih sedikit atau tidak terlalu signifikan. Bisa ditangani atau dipantau secara berkala karena sel-sel pada tahap CIN 1 bisa berubah menjadi normal kembali tanpa penanganan medis.
  • CIN 2 – Terjadi perubahan yang lebih dari CIN 2; umumnya sel-sel abnormal diangkat oleh dokter.
  • CIN 3 - Pada tahap ini, perubahan sel sangat abnormal tapi belum bersifat kanker. Sel-sel CIN 3 akan diangkat oleh dokter.

Faktor yang Bisa Meningkatkan Risiko Kanker Serviks


Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko menderita kanker serviks antara lain:

  • Aktivitas seksual terlalu dini: Melakukan hubungan seksual pada umur terlalu dini akan meningkatkan risiko terinfeksi HPV.
  • Berganti-ganti pasangan seksual: Memiliki banyak pasangan seksual akan meningkatkan risiko terinfeksi HPV.
  • Merokok: Wanita yang merokok berisiko dua kali lipat. Ini mungkin disebabkan oleh bahan kimia berbahaya dari tembakau yang muncul di leher rahim.
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah: Kondisi ini mungkin dikarenakan mengonsumsi obat tertentu seperti imunosupresan. Obat ini digunakan agar tubuh tidak menolak donor organ dari orang lain atau karena menderita HIV.
  • Melahirkan anak: Makin banyak anak yang dilahirkan seorang wanita, maka risiko mengidap kanker serviks semakin tinggi. Wanita yang punya tiga anak, tiga kali lebih berisiko terkena kanker serviks daripada wanita yang tidak punya anak sama sekali. Diperkirakan bahwa perubahan hormon saat sedang hamil membuat leher rahim lebih rentan terserang HPV.
  • Minum pil kontrasepsi atau KB lebih dari lima tahun: Mengonsumsi pil KB cukup lama akan meningkatkan risiko dua kali lipat mengalami kanker serviks. Meski hal ini masih belum jelas alasannya.

Cara Penyebaran Kanker Serviks


Jika kanker serviks tidak didiagnosis dan tidak ditangani, perlahan-lahan sel kanker akan keluar dari leher rahim dan menyebar ke organ serta jaringan di sekitarnya. Kanker bisa menyebar ke vagina dan otot yang menopang tulang panggul. Sel kanker juga bisa menyebar ke tubuh bagian atas. Kondisi ini akan menghalangi saluran yang mengalir dari ginjal ke kandung kemih atau sering disebut sebagai ureter.

Kanker bisa menyebar ke kandung kemih, rektum, dan akhirnya sampai ke hati, tulang, dan paru-paru. Sel kanker ini juga bisa menyebar ke sistem limfatik. Sistem limfatik terdiri dari serangkaian nodus dan saluran yang menjalar ke seluruh tubuh dengan cara yang sama seperti sistem peredaran darah.
Nodus limfa menghasilkan banyak sel khusus yang dibutuhkan oleh sistem kekebalan tubuh. Jika Anda terinfeksi, nodus di leher atau di bawah ketiak akan membengkak. Pada beberapa kanker serviks stadium awal, nodus limfa yang dekat dengan leher rahim mengandung sel kanker. Dan pada beberapa kanker serviks stadium akhir, nodus limfa di dada dan perut juga bisa terinfeksi kanker.

Wednesday, July 5, 2017

DISPLASIA dan hubungan dengan Kanker


Displasia adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan perkembangan sel dan jaringan yang tidak normal. Istilah ini sering digunakan pada bidang onkologi, yaitu ilmu mengenai penyakit keganasan atau kanker. Displasia sering kali merupakan awal mula dari pertumbuhan kanker. Pada beberapa jenis kanker, displasia digolongkan sebagai kanker in situ, artinya sel atau jaringan tersebut sudah memiliki sifat kanker tetapi pertumbuhannya masih terbatas pada lokasi sel atau jaringan asal. Sel kanker belum meluas atau menyebar ke jaringan dan organ lain.
Pada jaringan sel yang normal, sebagian besar sel merupakan sel matur atau sel dewasa dan hanya sebagian yang merupakan sel muda. Pada jaringan yang mengalami displasia, sel-sel muda ditemukan dalam jumlah yang cukup banyak, sedangkan sel dewasanya didapat dalam proporsi yang lebih kecil.
Sebagai contoh adalah penyakit displasia sel leher rahim. Displasia dinding leher rahim dapat diperiksa dengan pap smear. Di bawah mikroskop akan tampak banyaknya sel-sel muda. Jika hal ini terjadi, maka pasien harus segera mendapat tindakan, jika dibiarkan displasia tersebut dapat segera menjadi kanker leher rahim. Istilah displasia sering tertukar dengan metaplasia. Metaplasia adalah kondisi dimana jaringan dewasa pada suatu organ tergantikan oleh jaringan dewasa lainnya yang bukan berasal dari tempat tersebut.

Displasia tidak menimbulkan gejala apapun. Displasia adalah diagnosis pada tingkat jaringan yang baru terdeteksi melalui pengamatan laboratorium atau secara mikroskopis. Sedangkan pada tingkat individu, orang tersebut tidak merasakan gejala apapun. Jika displasia tidak terdeteksi dan berkembang menjadi kanker, barulah muncul gejala.

Displasia adalah calon kanker. Hal yang terpenting adalah mendeteksi adanya displasia sedini mungkin untuk mencegahnya berkembang menjadi kanker. Deteksi dini displasia dimulai dengan pengenalan risiko, seperti ada-tidaknya riwayat kanker pada keluarga, riwayat terpapar zat radioaktif, pola makan, dan sebagainya.
Jika displasia telah terjadi maka akan dilakukan tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan sesuai dengan organ yang terkena. Karena displasia merupakan cikal-bakal kanker, tindakan yang umum dilakukan adalah memotong atau mengangkat jaringan tersebut.



Azithromycin, Antibiotik yang digunakan untuk terapi covid

Azithromycin merupakan antibiotik golongan makrolida yang memiliki mekanisme kerja dengan mengikat subunit ribosom 50S pada mikroorganisme y...