Powered By Blogger

Monday, November 6, 2017

4 Kemampuan Dasar Pegawai Rumah Sakit

Saat bekerja di Rumah Sakit baik sebagai tenaga medis maupun non medis, diwajibkan untuk minimal mengetahui tentang 4 kemampuan dasar. Lebih-lebih bagi tenaga medis harus selalu memegang teguh prinsip dalam 4 kemampuan dasar ini ketika menjalankan tugas. Berikut kita refresh mengenai 4 kemampuan dasar ketika bekerja di rumah sakit.

1. IPSG (International Patient Safety Goals) 

    a. Identifikasi pasien dengan mengecek identtitas utama pasien : meliputi nama pasien, tanggal lahir dan no rekam medik. Pengecekan identitas pasien dilakukan sebelum : melakukan transfusi darah, penyerahan obat, tindakan pengambilan sampel/pengambilan darah, tindakan radiologi maupun tindakan lainnya. Pemberian identitas pasien dapat dilakukan dengan memberi gelang pada pasien :

  • merah muda : pasien perempuan
  • biru muda : pasien laki-laki
  • merah : alergi
  • kuning : pasien resiko jatuh
  • ungu : DNR
     b. Komunikasi efektif, antar pemberi layanan secara langsung/telpon dengan SBAR
  • S (Situation) kondisi pasien terkini
  • B (Background) Riwayat penyakit pasien maupun tindakan yang sudah pernah diberikan
  • A (Asessment) hasil pemeriksaan terkait masalah pasien
  • R (Recommendation) Rencana atau program yang akan diberikan pasien.
Dalam komunikasi dengan telpon juga diperlukan dengan adanya  Readback yaitu Tulis, baca kembali, konfirmasi

    c. Keamanan High Alert Medication. Obat-obat yang termasuk dalam kategori HAM perlu mendapat perhatian khusus dengan pemberian stiker HAM dan doble cek dalam pemgerjaanya. Berikut obat yang termasuk dalam HAM :
  • Elektrolit konsentrat tinggi (KCL, MgSo4, D40%, BicNat, dan NACl >40%)
  • LASA, nama obat mirip maupun lafal pengucapan mirip
  • Psikotropika/Narkotika
  • Kemoterapi

    d. Site Marking (Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien dewasa) dilakukan dengan pemberian garis lurus dan ada inisial petugas.

    e. Hand Hygiene (kebersihan tangan)
Ada 2 macam teknik kebersihan tangan :
1. Hand Rub (dengan cairan berbasis alkohol), dilakukan dalam waktu 20-30 detik
2. Hand Wash (dilakukan dengan air mengalir dan cairan sabun) waktu 40-60 detik
Ada 5 momen dalam hand hygiene
1. Sebelum melakukan tindakan aseptik
2. Sebelum kontak dengan pasien
3. Sesudah kontak dengan pasien
4. Sesudah kontak dengan cairan tubuh pasien
5. Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.

Tambahan untuk Hand Wash :
1. Keringkan dengan tisu sekali pakai
2. Gunakan tisu untuk menutup kran
3. Buang tisu ke tempat sampah

6 Langkah cuci tangan :
1. Ratakan di kedua telapak tangan
2. Gosok punggung tangan  
3. Kaitkan kedua sela-sela jari
4. Jabatkan kedua ujuing jari
5. Putar-putar kedua jempot
6. Putar-putar ujung jari.

    f. Menurunkan resiko jatuh
1. Skrining pasien jatuh
2. Asessmen resiko jatuh dewasa
3. Pencegahan pasien jatuh dewasa
4. Pengkajian resiko jatuh anak-anak
5. Asessment resiko jatuh psikiatri
5. Golongan obat yang menaikkan potensi pasien resiko jatuh

2. Evakuasi code red, penggunaan APAR dan Helm

   a. Hubungi 575/911 dan laporkan "Code Red" disertai dengan menyebutkan lokasi dan nama pelapor.
   b. Lakukan usaha pemadaman api dengan APAR
   c. Bantu evakuasi pasien dengan selamatkan diri dengan melalui jalur evakuasi ke tititk kumpul
   d. Titik kumpul berada di tempat lapang
   e. Jangan gunakan lift gunakan tangga darurat

Cara penggunaan APAR :
  • Pastikan manometer tekanan berwarna hijau
  • Tarik pin pengaman
  • Uji coba APAR dengan menekan tuas sekali sekaligus untuk mengecek arah angin
  • Arahkan selang nozzle ke sumber api
  • Semprotkan ke sumber api dengan menekan tuas APAR
  • Sapukan dengan jarak kurang lebih 2 meter dari sumber api dan searah arah angin.
Ketika terjadi kebakaran ada pembagian tugas yang harus dilakukan :
1. Helm biru : Koordinator kemanan
2. Helm merah : Koordinator pemadaman api
3. Helm kuning : Koordinator penyelamat dokumen
4. Helm oranye : Koordinator evakuasi pasien

3. Bantuan Hidup Dasar

Bila menemukan pasien tidak sadar
  a. Pastikan aman pasien, aman penolong, aman lingkungan
  b. Tempatkan korban di tempat yang rata dan keras
  c. Cek respon dengan panggil dan tepuk bahu
  d. Bila tidak sadar panggil bantuan ke 575/911 dengan menyebutkan code blue serta sebutkan lokasi kejadian dan nama pelapor
  e. Cek nadi karotis <10 detik dan amati pernafasan pasien
  f. Bila tidak ada nadi karotis lakukan pijat jantung luar dengan kedalaman "6 cm" untuk dewasa dan "5 cm" untuk anak-anak.
  g. Buka jalan nafas dengan topang dagu dagu dan tekan dahi.
  h. Beri bantuan nafas 2 kali.
  i. Evaluasi : Bila nadi tidak ada ulangi urutan "f-h", bila nadi ada nafas tidak ada beri bantuan nafas 5-6x per menit selama 2 menit, bila nadi ada dan nafas spontan posisikan pada posisi mantap dengan menyilangkan tubuh gunakan punggung tangan dari tangan yang berlawanan sebagai penopang kepala dan silangkan kaki.

4. Insiden Keselamatan Pasien

  a. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) : Insiden yang menyebabkan cidera pada pasien
  • Reaksi tranfusi di RS.
  • Kesalahan obat yang signifikan dan efek obat yang tidak diharapkan
  • Kesalahan medis yang menyebabkan kecacatan
  • Ketidakcocokan yang besar antara diagnosis pre operasi dan pasca
  • Wabah penyakit infeksi
  b. Kejadian Nyaris Cidera (KNC) : Insiden yang belum terpapar ke pasien
  c. Kejadian Tidak Cidera (KTC) : Insiden yang terpapar ke pasien tapi tidak menimbulkan cidera
 d. Kejadian Potensial Cidera (KPC) : Kejadian yang berpotensi untuk menimbulkan cidera, tapi tidak sampai terjadi insiden.
  e. Kejadian Sentinel : Suatu KTD yang menyebabkan kematian atau cidera serius.
  • Kematian tidak terduga yang tidak ada hubungannya dengan perjalanan alamiah penyakit pasien
  • Kehilangan fungsi utama secara permanen yang tidak terkait dengan perjalanan alamiah pasien
  • Kesalahan lokasi, salah prosedur, salah pasien dalam tindakan pembedahan
  • Kejadian penculikan bayi 


No comments:

Post a Comment

Azithromycin, Antibiotik yang digunakan untuk terapi covid

Azithromycin merupakan antibiotik golongan makrolida yang memiliki mekanisme kerja dengan mengikat subunit ribosom 50S pada mikroorganisme y...