Powered By Blogger

Monday, February 27, 2017

yuk cari tahu tentang Kaplet Salut Selaput CLOPIDOGREL?

Hasil gambar untuk clopidogrel
Komposisi:
Tiap kaplet salut selaput mengandung Clopidogrel bisulfat 97,9 mg setara dengan Clopidogrel basa 75 mg

Farmakologi
Farmakodinamik
Clopidogrel secara selektif menghambat ikatan Adenosine Di-Phosphate (ADP) pada reseptor ADP di platelet, dengan demikian  menghambat aktivasi kompleks glikoprotein GPIIb/IIIa yang dimediasi ADP, yang menimbulkan penghambatan terhadap agregasi platelet. Clopidogrel tidak menghambat aktivasi fosfodiesterase.

Farmakokinetik
Setelah pemberian berulang 75mg Clopidogrel oral bentuk basa, konsentrasi plasma Clopidogrel yang belum dimetabolisme, yang mana tidak mempunyai efek penghambatan agregasi platelet, sangat rendah sesudah 2 jam pemberian. Clopidogrel secara cepat dimetabolisme melalui hati. Hasil metabolit utamanya adalah derivat asam karboksilat, yang juga tidak mempunyai efek terhadap agregasi platelet. Metabolit utama merupakan 85% dari semua yang terdapat dalam plasma. Setelah pemberian dosis oral Clopidogrel berlabel 14C pada manusia sekitar 50% dikeluarkan dalam urine dan sekitar 46% pada tinja dalam waktu 5 hari setelah pemberian. Waktu paruh metabolit utamanya 8 jam setelah pemberian dosis tunggal atau dosis berulang. 2% dari yang ber-radiolabel akan berikatan dengan Platelet dan memiliki waktu paruh 11 hari.
Clopidogrel secara cepat diabsorbsi setelah pemberian berulang peroral 75 mg Clopidogrel bentuk basa, metabolit utamanya mencapai kadar puncak plasma (= 3 mg/mL) setelah sekitar 1 jam pemberian. Farmakokinetik metabloit utama tersebut bersifat linier (konsentrasi dalam plasma proporsinya bertambah sesuai dengan dosis) pada dosis Clopidogrel antara 50 - 150 mg. Absorbsinya sedikitnya 50% berdasarkan metbolit-metabolit yang ada dalam urine. Pemberian Clopidogrel bersamaan dengan makanan tidak mempengaruhi bioavailabilitas Clopidogrel.
Pada penelitian secara in vitro Clopidogrel dan metabolit utamanya berikatan dengan protein plasma manusia 98% dan 94% secra berturut-turut. Pada penelitian secara in vitro dan in vivo, Clopidogrel secara cepat mengalami proses hidrolisis menjadi derivat asam karboksilat. Pada plasma dan urine bentuk glukuronida dari derivat asam karboksilat juga ditemukan.

Indikasi
Clopidogrel diindikasikan untuk menurunkan aterotrombosis yang menyertai :

  • Serangan infark miokard, serangan stroke atau penyakit pembuluh darah perifer
  • Non-ST segment elevation acute coronary syndrome dengan pemakaian bersama Asetosal.

Kontraindikasi

  • Clopidogrel dikontraindikasikan pada pasien yang hipersensitif terhadap komponen yang terkandung di dalam Clopidogrel dan pada pasien yang mengalami perdarahan patologis seperti ulkus peptikum atau perdarahan intrakarnial.
  • Ibu menyusui
  • Gangguan hati berat


Dosis dan Cara Pemberian

  • Serangan infark miokard, serangan stroke atau penyakit pembuluh darah perifer : Deawasa dan usia lanjut : dosis yang direkomendasikan 75 mg satu kali sehari.
  • Pasien dengan non-ST segment elevation acute coronary syndrome : Angina tidak stabil atau infark miokard non-Q-wave, dosis awal : 300mg sekali pemberian dan dilanjutkan dengan 75mg satu kali sehari dengan Asetosal  (75 mg - 325 mg satu kali sehari)
  • Dosis Asetosal yang lebih tinggi berkaitan dengan meningkatnya resiko terjadinya perdarahan, maka direkomendasikan dosis Asetosal sebaiknya tidak melebihi 100mg.
Overdosis
  • Tidak pernah dilaporkan efek kelebihan dosis setelah pemakaian Clopidogrel secara tunggal 600 mg (sama dengan 8 tablet) pada sukarelawan sehat. Pemakaian Clopidogrel oral secara tunggal dengan dosis 1500 atau 2000 mg/kg bersifat letal pada tikus dan mencit begitu pula pada dosis 3000 mg/kg pada baboon. Gejala toksisitas akut pada binatang adalah muntah, lemah, kesulitan bernafas dan perdarahan gastrointestinal pada semua spesies binatang percobaan.
  • Tidak ada antidotum yang ditemukan terhadap aktivitas famakologi Clopidogrel. Jika diperlukan koreksi yang cepat dari waktu perdarahan yang memanjang, transfusi trombosit mungkin akan mengembalikan efek Clopidogrel.
Peringatan dan Perhatian
Penggunaan Clopidogrel jarang menyebabkan timbulnya Thrombotic thrombocytopenic purpura (TTP) yang terjadi pada awal pemakaian. TTP ditandai oleh adanya thrombositopenia dan anemia hemolitik mikroangiopati yang berkaitan dengan kelainan neurologik, disfungsi ginjal serta demam. TTP merupakan kondisi yang membutukan pertolongan segera termasuk plasma pheresis.
Clopidogrel dapat memperpanjang waktu perdarahan sehingga penggunaannyaharus hati-hati yang mana dapat meningkatkan resiko terjadinya perdarahan pada keadaan seperti trauma, operasi, atau keadaan patologis ( sering terjadi pada gastrointestinal dan intraokuler) dan pada pasien yang melakukan pengobatan menggunakan Asetosal, AINS, Heparin, inhibitor Glikoprotein IIb/IIIa atau trombolitik.
Pasien dengan gangguan GI harus hati-hati penggunaannya karena dapat menyebabkan perdarahan.
Penggunaan Clopidogrel pada pasien dengan gangguan fungsi hati berat dengan diatesis perdarahan penggunaannya harus hati-hati, begitu pula dengan pasien dengan gangguan fungsi ginjal berat karena pengalaman penggunan Clopidogrel masih terbatas pada psien tersebut.

Penggunaan pada ibu hamil dan menyusui
Pemberian Clopidogrel pada ibu hamil masuk dalam kategori B, penelitian masih baru dilakukan pada binatang percobaan, jadi belum ada bukti kuat dan terkontrol dengan baik pada kelompok ini. Karena Clopidogrel dapat diekskresikan melalui air susu, pemberian pada ibu menyusui tidak dianjurkan. Efektivitas dan keamanan Clopidogrel pada anak-anak belum diketahui.

Informasi untuk pasien
Pasien sebaiknya diberikan informasi bahwa untuk menghentikan perdarahan mungkin dibutuhkan waktu lebih lama bila mengkonsumsi Clopidogrel dan pasien sebaiknya melaporkan ke dokter apabila terjadi perdarahan yang tidak biasa. Pasien sebaiknya memberi tahu dokter dan dokter gigi bahwa mereka sedang mengkonsumsi Clopidogrel sebelum dijadwalkan operasi atau memakai sebelum memakai obat-obat baru. Bila pasien dijadwalkan operasi efektif dan tidak diharapkan adanya efek antiplatelet, maka pemakaian Clopidogrel harus dihentikan 7 hari sebelum pelaksanaan operasi. Pasien harus dimonitoring secara ketat akan adanya gejala perdarahan, terutama selama minggu pertama terapi atau sesudah prosedur kardiovaskular invasif atau operasi. Pada pasien infark miokardial akut dengan elevasi segmen ST, terapi Clopidogrel sebaiknya tidak diberikan dalam beberapa hari awal sesudah terjadnya infark miokardial.

Efek Samping 
  • Umum : lemah, demam, hernia
  • Gangguan pembekuan darah : Perdarahan GI, perdarahan intrakinal, hematoma, penurunan jumlah platelet, hematuria, hemoptisis, hemartrosis, rethroperitoneal, perdarahan luka operasi,perdarahan okular, perdarahan paru, alergi purpura.
  • Gangguan sel darah : anemia, netropenia berat, trombositopenia
  • Gangguan saluran cerna : mual, nyeri abdomen, dispepsia, gastritis, konstipasi, diare, ulkus peptikum, ulkus gaster dan duodenum, muntah, perdarahan gastritis.
  • Gangguan kulit dan kalenjar : eksema, ulcer pada kulit, erupsi bullous, kemerahan pada eritematous, kemerahan pada makulopapular, urtikaria, kemerahan pada pruritus.
  • Gangguan sistem saraf otonom : sinkop, palpitasi
  • Gangguan kardiovaskular : gagal jantung, edema umum
  • Gangguan sistem saraf sentral dan perifer : kram tungkai, hipestesia, neuralgia, parestesia, vertigo, nyeri kepala, pusing, gangguan indra perasa
  • Gangguan fungsi hati dan empedu : peningkatan kadar enzim hati, bilirubinemia, infeksi hepatitis, perlemakan hati.
  • Gangguan muskuloskeletal : artritis, artrosis, athralgia
  • Gangguan nutrisi dan metabolik : gout, hiperuremia, peningkatan kadar non-protein nitrogen
  • Gangguan psikiatri : ansietas, insomnia, bingung, halusinasi
  • Trombotic thrombocytopenia purpura
  • Gangguan denyut dan ritme jantung : fibrilasi atrium
  • Gangguan sistem pernapasan : pneumonia, sinusitis, hemothorax, bronkospasme
  • Gangguan vaskular : vaskulitis, hipotensi
  • Gangguan sistem urine : sistitis, glomerulonefritis
  • Gangguan penglihatan : katarak, konjungtivitis
  • Gangguan repoduksi : menorraghia
  • Gangguan sel darah putih dan sistem retikuloendotelial : eosinofilia, agranulositosis, granulositopenia, leukemia, leukopenia, penurunan neutrofil

No comments:

Post a Comment

Azithromycin, Antibiotik yang digunakan untuk terapi covid

Azithromycin merupakan antibiotik golongan makrolida yang memiliki mekanisme kerja dengan mengikat subunit ribosom 50S pada mikroorganisme y...